Rabu, 19 September 2012

Sebuah Janji (Copas)


Hari yang melelahkan. Seharian beraktivitas cukup menguras energi yang ada. Tak terasa sampai di rumah, lelap tak kuasa ditolak. Hingga waktu tahjjud pun datang memanggil untuk berjumpa dengan-Nya. Mencurahkan segenap rasa, memohon akan Rahmat-Nya agar tak jauh pergi. Ah, manusia memang selalu menginginkan yang terbaik dalam hidupnya, tak peduli bagaimana tingkah dan perangainya, ingin ditolong oleh Sang Maha, ingin diselamatkan-Nya namun jauh dari rel-Nya.

Teringat kembali kata-katanya tadi siang, ia seorang ibu yang luar biasa, bukan saja seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya, ia seorang isteri yang sholehah bagi suaminya, namun juga ia adalah dokter umat, tempat umat bertanya akan ‘obat’ bagi ‘penyakit’ kehidupan mereka, ya ia adalah marja’ umat. Subhanallah…. Untuk mendapatkan pertolongan Allah, lanjutnya, kita harus melayakkan diri kita agar menjadi layak mendapatkan pertolongan-Nya. Seperti apa orang yang layak mendapatkan pertolongan-Nya itu? Batinku bertanya.

Keyakinan bahwa Allah akan menolong hamba-Nya  menjadi hal yang utama agar kita bisa mendapatkan pertolongan-Nya, dari berbekal keyakinan ini kita akan termotivasi untuk beramal sholeh, karena Allah telah berjanji dalam kitab suci-Nya bahwa Dia akan menolong hamba-Nya yang beriman dan beramal sholeh. Beramal sholeh adalah amal yang dilakukan atas dasar keimanan kepada-Nya, mengikuti seluruh aturan-Nya dalam setiap aspeknya. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh tidak akan melakukan kemaksyiatan yang disengaja. Seperti apa itu kemaksyiatan yang disengaja? Tanyanya. Ia kemudian melanjutkan. Sekarang ini banyak kaum muslimin, bahkan yang mengaku pejuang, melakukan kemaksyiatan yang disengaja, misalnya mereka membeli rumah, mobil, motor secara leasing. Bukankah itu sesuatu yang disengaja? Bagaimana mungkin pertolongan Allah akan menghampiri jika kita masih terus berkubang dalam lumpur kemaksyiatan?

Pertolongan Allah adalah sebuah janji yang tak kan mungkin tak ditepati. Sebuah janji yang diperuntukkan bagi orang-orang yang meyakini-Nya, meyakini janji-Nya. Meyakini kehadiran-Nya dalam setiap gerak langkah kita, dalam setiap hembusan nafas kita. Janji yang tak kan mungkin terabaikan, janji yang tak kan mungkin dilupakan-Nya. Karena Dia Maha Menepati Janji-Nya. Subhanallah…

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. An-Nuur : 55)

Janji-Nya adalah jelas, terang, dan indah. Seterang mentari di siang hari, seindah rembulan di malam hari. Janji-Nya sangat menjanjikan, membuat orang-orang yang beriman tersenyum-senyum penuh kemenangan. Menggembirai setiap gembira yang telah dikabarkan. J

Sebagaimana di ayat yang lain Allah telah menjanjikan bahwa siapa saja yang menolong agama-Nya, Allah akan menolongnya. Perjuangan ini bukan hal yang mudah dilakukan namun snagat mungkin untuk dilakukan dan sukses meraih apa yang dicita-citakan.

“Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S.Muhammad : 7)

Khilafah, sebagai sesuatu yang dicita-citakan memang tidak mudah untuk direalisasikan, namun dengan keyakinan akan janji-Nya dan perjuangan menegakkan agama-Nya, hal itu bukanlah suatu yang utopis. Akan sangat mungkin tegknya jika kita bersegera dalam berjuang, mendekat kepada-Nya.

Perjuangan menegakkan Khilafah adalah sesuatu yang besar, membutuhkan energy yang besar, iman yang kuat yang terhujam dalam sanubari, orang-orang yang memiliki niat dan tekad yang kuat dan mimpi besar. Karena perjuangannya pasti tidak disukai oleh orang-orang kafir dan munafik, sangat mungkin memiliki resiko yang tidak kalah besarnya. Dan resiko yang besar itu, hanya bisa dilewati, dilalui oleh ornag-orang yang ‘berjiwa besar’.

Perjuangan ini sangat tidak mungkin untuk dilakukan sendirian, kita adalah makhluk yang lemah, serba kurang, membutuhkan gerak dan energy dari semua elemen untuk bersama-sama memperjuangkan mimpi besar ini. Gerak terpadu dalam sebuah jama’ah muthlak diperlukan dalam perjuangan ini, bukan saja karena ia adalah kebutuhan, namun jauh dari itu, ia menjadi kewajiban. Bergabungnya kita dalam sebuah gerakan yang memperjuangkan Mabda ini adalah wajib. (lihat Surat Ali-Imran ayat 104)

Teringat pesan Sayyidina Ali Karamullahu wajhah:
”Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan baik, akan dikalahkan dengan kebathilan yang terorganisasi dengan baik”

Juga Firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. Ash-Shaff : 4)

Memang benar apa yang telah diingatkan oleh Sayyidina Ali kw diatas, betapa AS dan Barat saat ini merajai dunia karena mereka mempraktekkan kebathilan yang terorganisasi dengan baik. Mereka menyudutkan kaum msulimin tanpa pernah mendapatkan ganjarannya. Kaum muslimin dicap teroris meski yang sebenarnya adalah mereka yang sesungguhnya teroris. Mereka menghina, melecehkan Nabi Muhammad, Islam dan kaum muslimin. Tanah kaum muslimin dicaplok, darah kaum muslimin ditumpahkan tak berharga, diusir tanpa ada keadilan. Duuuh Gusti…….., kapan semua ini akan berakhir?

Perjuangan ini membutuhkan kesungguhan. Perjuangan ini bukanlah sendau gurau dan permainan. Ia adalah hidup dan mati. Kesungguhan yang sungguh-sungguh dari para pejuang adalah hal yang niscaya diperlukan.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. 29:69)

Bahwa kemenangan adalah janji-Nya, itu adalah benar. Bahwa kemenangan akan segera terealisasi seperti yang dijanjikan-Nya, itupun benar. Bahwa kemenangan adalah kesabaran yang sesaat, itupun adalah benar. Segala daya dan upaya telah kita kerahkan untuk merealisasikan janji-Nya, tanpa henti-hentinya kita berusaha, berjuang, berdoa dan bersabar hingga Allah akan memenangkan kita dihadapan orang-orang kafir, munafik. Akan diperlihatkan-Nya kekuasaan-Nya kelak.

Bersabarlah…! Sesungguhnya kesabaran itu adalah saudara kembar kemenangan.

“Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku". Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya". Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar". (Q.S.Al-Baqarah : 249)

Bersabarlah….! Hingga kemenangan itu datang menghampiri. Bersabarlah dengan tetap terus mengupayakan apa yang bisa kita lakukan. Bersabarlah….! Bersabarlah dengan terus Memperjuangkan yang haq dan berupaya menyingkirkan yang bathil.

******


Kata-katanya yang panjang lebar menjelaskan dengan sejelas-jelasnya akan perjuangan ini, telah men-charge energy dalam jiwa ini, hingga di kepala ini terus berkecamuk tentang banyak hal yang ingin kulakukan untuk umat. Ide yang tiba-tiba banyak bermunculan menunggu untuk segera diwujudkan.

Tak terasa perjumpaanku dengan nya harus segera berakhir. Ia harus kembali pulang menemui keluarganya. Dan aku pun harus segera pulang untuk kembali berbenah diri. Menyiapkan diri agar layak mendapatkan janji-Nya, pertolongan-Nya. Ia pun berjanji akan menemui kami lagi.  ia akan datang memberi pencerahan, mengawal, membimbing kami. Dan aku, tak sabar untuk segera berjumpa lagi dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~