Selasa, 07 Desember 2010

“PesanQ tukmu”

Tiada mengapa bila kali ini ku harus tertatih-tatih lagi tuk bangkit dari semua ini. Karena bagiku, hasil bukanlah tujuanku. Ku inginkan proses yang mengajarkanku pada banyak hal. Mengajarkanku tuk belajar pada beberapa pengalaman yang telah terlewati.

Kendatipun pada awalnya ku harus bertemankan air mata, luka dan kepedihan. Hingga-hingga ingin ku pecahkan saja kerang-kerang yang tersusun rapi di kamarku. Ingin ku hapus semua itu. Tapi, ku tak mampu. Ku percaya pada setiap kata yang dahulu pernah terucap. Dan ku percaya, kelelahan itu pasti ada alasannya.

Ku berusaha berpikir, bahwa semuanya baik-baik saja. Kendati, ku ucapkan itu tanpa sebuah senyum. Tanpa sebuah kekuatan seperti yang ku rasakan dahulu. Tapi, biarlah. Suatu waktu, semua kan terasa seperti biasanya. Hingga, ku dapat menatap semuanya dari kejauhan.

Menatap satu bintang, yang senantiasa bersinar. Menerangi diri yang berbaur dalam ribuan sosok. Ku tau, ku tiada kan dikenali. Namun, ku kan senantiasa melihat bintang itu. Mengenalinya dan menyimpannya dalam hidupku.



KeceriaanQ berawal dari Perjalanan HidupQ

Bersiap-siap menuju kampus

“Mecha” at 07.00

“Sebait AsaQ”

Seketika itu juga, ku tersentak. Saat ku dengar percakapan yang penuh dengan perhatian tatkala hujan membasahi kota ku tercinta ini. Tiada pernah ku perkirakan, justru ku yang semakin teraniaya oleh semua keadaan ini. Seandainya, semua bukan karenaNya, mungkin telah ku hancurkan mimpi-mimpi itu, telah ku abaikan diri tuk memberikan semangat, hingga menorehkan kekecewaan yang mendalam, seandainya dua permataku mengetahui akan semua kenyataan yang terjadi ini.

Kembali ku termangu dalam ketidak mengertianku. Apakah seperti ini buah dari kepercayaanku? Apakah sesakit ini buah dari penantianku? Bahkan, ku mendengar sebuah pernyataan, “Ada yang lagi Jatuh Cinta dan Berharap dengan Dia”.

Ku benar-benar merasa, ku tiada dihargai sedikit pun. Ku seolah tiada berarti. Padahal ku selalu ingat setiap pesan-pesan yang terucap, hingga tiada satu pun yang terlupakan bagiku. Tapi, ya sudahlah. Ku telah mendapatkan jawabannya. “LELAH”, itulah jawaban dari semua pertanyaanku selama ini.

Ku tak bisa berkata dan mempertahankan apapun lagi. Karena semuanya sudah sangat jelas. Sekarang yang ku pikirkan, bagaimana agar ku tiada mengecewakan dua permataku lagi? Terlebih saat salah seorang menanyakan tentangnya. Ku hanya dapat memberikan jawaban, bahwa semuanya baik-baik saja. Dan ketika, bunda bercerita, ku hanya dapat tersenyum. Ku sama sekali tak ingin mereka terluka lagi.

Mungkin, ku memang tiada pantas tuk menjaga kepercayaan ini ataupun diberikan kepercayaan. Ku benar2 meminta maaf, bila seandainya ku hanya menjadi duri ataupun beban dalam kehidupan yang singkat ini.

Maaf, karena ku akan tetap menjaga semua janjiku, penantian 5 tahun itu, tiada akan pernah ku abaikan, kendatipun nanti jawabannya menyakitkan. Tapi, ku percaya, pasti akan ada keindahan di depan sana. Dan maaf, karena ku tiada akan pernah lelah, mengisi catatan harianku dengan cerita hidupku. Seperti yang ku katakan dulu, itu akan menjadi bukti isi jejak langkahku sebelum bersua dengan sosok misterius yang Allah tetapkan tukku.

Terima kasih, karena dengan semua ini, ku dapat belajar lebih dewasa dan lebih bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan. Ku bisa lebih mandiri dan belajar memahami serta menyayangi lebih mendalam pada Sang Cinta Sejati dan Dua permata hidupku.



Di waktu SubuhQ

Melaju dalam kejaran waktu dan tugas-tugas

“Mecha” at 05.30

Senin, 06 Desember 2010

“Ijinkan Ku Bercerita”

Semua bukan berawal dari ta’aruf ataupun khitbah. Karena sebelumnya ku tak begitu memahami akan hal itu. Namun, bukan pula dalam titian hubungan yang Allah tak ridho –yang biasa orang bilang “Pacaran”.
Pembukaan cerita yang membuatku berpikir dan merenungi setiap katanya, sepanjang perjalanan pulangku dari kampus. Bukan karena ku ragu pada apa yang ku genggam saat ini. Tapi, ada rasa kecewa yang mendalam. Entahlah, mengapa hari ini hati begitu tiada berkawan tuk memberikan cahaya yang begitu indah pada dunia.
Berawal dari sebuah janji, yang disepakati bersama dengan ijin dari kedua permata hidupku. Mencoba menjadi yang terbaik, kendati ketidak biasaan yang harus dijalani dan dihadapi. Karena, keyakinan padaNya menjadi penguat dalam langkah menuju mimpi-mimpi yang telah ditoreh dalam proposal hidup.
Semua kesedihan, kesakitan, dan pikiran-pikiran buruk pun ku coba tuk ku tepis. Walaupun begitu sulit, dan bahkan membutuhkan waktu yang lama. Senantiasa bertemankan air mata, dan kesunyian yang menyibak pada sebuah memori yang tak ku inginkan kehadirannya, namun sangat ku rindukan.
Sungguh, keterpurukan yang menyakitkan dan menghinakan. Hingga, cahaya yang menerangi langkahku, meredup hingga mencapai titik nadir terendah. Ku tak mengerti, mengapa ku harus seperti ini???
Perjalanan ku teruskan. Ku coba tersenyum dan meluruskan kembali langkahku. Berpikir positif tuk semuanya. Namun, apa yang ku temui? Semuanya justru semakin sakit. Pembohong!!! Ya, hanya itu yang dapat ku katakan dalam hatiku. Ku ingin berlari dan menghilang. Tapi, apa itukah tujuan yang ingin ku capai?
Perlahan, ku tarik diriku dari semua sandiwara ini. Ku coba hapus sedikit demi sedikit semuanya. Karena, ku pun telah terhapus dalam perjanjian ini. Semuanya di luar dari yang diharapkan. Lagi-lagi, hal itulah yang kembali harus ku terima.
“Lelah???” semuanya benar-benar tidak masuk akal. Semua keyakinan datang pada hari kemarin, kini telah disapu bersih oleh rasa lelah. Padahal, tiada ada terbetik sedikit pun dalam diriku tuk berpikir ku lelah. “Dan semua karena Cinta padaNya?” justru seandainya ku tidak mencintaiNya, ku tiada akan pernah menyetujui keputusan ini. “Menanti dalam CintaNya”.
Seakan, apa yang diucap, justru ditarik sendiri. Mungkin, tiada pantas ku tuk semua ini. Ingin ku ceritakan dan ku bagikan semua pada orang yang ku sayang, dua permata hidupku. Tapi, ku tak mampu tuk mengecewakan dan menyakiti mereka kembali.
Ku bawa semua sendiri dalam diamku. Berharap semuanya benar-benar kan baik-baik saja. Tanpa berasa ada angin, hujan ataupun badai. Ku ingin menjalani semuanya kembali dengan tenang. Karena ku percaya, akan ada keindahan dan kebaikan di balik semua ini.
Ku percaya, Allah sedang menjaga dan menyayangiku. Dia tak ingin hatiku terbagi dan tersakiti. Biarlah semua harap menjadi butir-butir pasir yang kelak akan hilang dengan perlahan bak ditiup oleh angin. Dan perkenankanlah, janji-janji itu mengendap dalam dasar diri, bak kumpulan kerang yang senantiasa terkumpul rapi di tempatnya.
Ku tiada ingin mempersalahkan siapa pun. Karena bagiku, tiada ada yang pantas tuk ku salahkan. Semua adalah salahku. Sekarang, ku ingin kembali fokus pada proposal hidupku. Tak akan pernah ku melanggar janjiku sendiri. Tiada mungkin ku menarik apa yang telah menjadi azam dalam hidupku. Karena ku bukanlah orang yang cepat lelah ataupun cepat menyerah.
Tetapi, bila ku tiada diharapkan, tuk apakah lagi ku bertahan? Ku akan beranjak dari semua kesepakatan ini. Ku titipkan semua padaNya dan ku percaya, Dia tak kan pernah mendzolimi hambaNya. Biarlah semua pergi, berlalu meninggalkanku. Suatu saat ku pasti kan terbiasa dengan semua ini.
Hanya ada Dia, Rasulullah dan Dua Permataku, yang senantiasa menjadi kekuatanku. Langkahku menuju mimpi-mimpiku barulah dimulai. Jangan jadikan air mata ini mengalir dan terbuang dengan percuma. Percayalah, kebahagiaan yang sejati tengah menungguku di depan sana.

Just for U, My Love, “Allah”
Setelah mendengarkan sebuah jawaban “Lelah”
Menuju Secercah Cahaya yg Hakiki.
“Mecha” at 01.45

“Ijinkan Ku Bercerita”

Semua bukan berawal dari ta’aruf ataupun khitbah. Karena sebelumnya ku tak begitu memahami akan hal itu. Namun, bukan pula dalam titian hubungan yang Allah tak ridho –yang biasa orang bilang “Pacaran”.
Pembukaan cerita yang membuatku berpikir dan merenungi setiap katanya, sepanjang perjalanan pulangku dari kampus. Bukan karena ku ragu pada apa yang ku genggam saat ini. Tapi, ada rasa kecewa yang mendalam. Entahlah, mengapa hari ini hati begitu tiada berkawan tuk memberikan cahaya yang begitu indah pada dunia.
Berawal dari sebuah janji, yang disepakati bersama dengan ijin dari kedua permata hidupku. Mencoba menjadi yang terbaik, kendati ketidak biasaan yang harus dijalani dan dihadapi. Karena, keyakinan padaNya menjadi penguat dalam langkah menuju mimpi-mimpi yang telah ditoreh dalam proposal hidup.
Semua kesedihan, kesakitan, dan pikiran-pikiran buruk pun ku coba tuk ku tepis. Walaupun begitu sulit, dan bahkan membutuhkan waktu yang lama. Senantiasa bertemankan air mata, dan kesunyian yang menyibak pada sebuah memori yang tak ku inginkan kehadirannya, namun sangat ku rindukan.
Sungguh, keterpurukan yang menyakitkan dan menghinakan. Hingga, cahaya yang menerangi langkahku, meredup hingga mencapai titik nadir terendah. Ku tak mengerti, mengapa ku harus seperti ini???
Perjalanan ku teruskan. Ku coba tersenyum dan meluruskan kembali langkahku. Berpikir positif tuk semuanya. Namun, apa yang ku temui? Semuanya justru semakin sakit. Pembohong!!! Ya, hanya itu yang dapat ku katakan dalam hatiku. Ku ingin berlari dan menghilang. Tapi, apa itukah tujuan yang ingin ku capai?
Perlahan, ku tarik diriku dari semua sandiwara ini. Ku coba hapus sedikit demi sedikit semuanya. Karena, ku pun telah terhapus dalam perjanjian ini. Semuanya di luar dari yang diharapkan. Lagi-lagi, hal itulah yang kembali harus ku terima.
“Lelah???” semuanya benar-benar tidak masuk akal. Semua keyakinan datang pada hari kemarin, kini telah disapu bersih oleh rasa lelah. Padahal, tiada ada terbetik sedikit pun dalam diriku tuk berpikir ku lelah. “Dan semua karena Cinta padaNya?” justru seandainya ku tidak mencintaiNya, ku tiada akan pernah menyetujui keputusan ini. “Menanti dalam CintaNya”.
Seakan, apa yang diucap, justru ditarik sendiri. Mungkin, tiada pantas ku tuk semua ini. Ingin ku ceritakan dan ku bagikan semua pada orang yang ku sayang, dua permata hidupku. Tapi, ku tak mampu tuk mengecewakan dan menyakiti mereka kembali.
Ku bawa semua sendiri dalam diamku. Berharap semuanya benar-benar kan baik-baik saja. Tanpa berasa ada angin, hujan ataupun badai. Ku ingin menjalani semuanya kembali dengan tenang. Karena ku percaya, akan ada keindahan dan kebaikan di balik semua ini.
Ku percaya, Allah sedang menjaga dan menyayangiku. Dia tak ingin hatiku terbagi dan tersakiti. Biarlah semua harap menjadi butir-butir pasir yang kelak akan hilang dengan perlahan bak ditiup oleh angin. Dan perkenankanlah, janji-janji itu mengendap dalam dasar diri, bak kumpulan kerang yang senantiasa terkumpul rapi di tempatnya.
Ku tiada ingin mempersalahkan siapa pun. Karena bagiku, tiada ada yang pantas tuk ku salahkan. Semua adalah salahku. Sekarang, ku ingin kembali fokus pada proposal hidupku. Tak akan pernah ku melanggar janjiku sendiri. Tiada mungkin ku menarik apa yang telah menjadi azam dalam hidupku. Karena ku bukanlah orang yang cepat lelah ataupun cepat menyerah.
Tetapi, bila ku tiada diharapkan, tuk apakah lagi ku bertahan? Ku akan beranjak dari semua kesepakatan ini. Ku titipkan semua padaNya dan ku percaya, Dia tak kan pernah mendzolimi hambaNya. Biarlah semua pergi, berlalu meninggalkanku. Suatu saat ku pasti kan terbiasa dengan semua ini.
Hanya ada Dia, Rasulullah dan Dua Permataku, yang senantiasa menjadi kekuatanku. Langkahku menuju mimpi-mimpiku barulah dimulai. Jangan jadikan air mata ini mengalir dan terbuang dengan percuma. Percayalah, kebahagiaan yang sejati tengah menungguku di depan sana.

Just for U, My Love, “Allah”
Setelah mendengarkan sebuah jawaban “Lelah”
Menuju Secercah Cahaya yg Hakiki.
“Mecha” at 01.45

Minggu, 05 Desember 2010

"Tuhan Berikan Aku Cinta"

Walau aku senyum bukan berarti
Aku selalu bahagia dalam hari
Ada yang tak ada di hati ini
Di jiwa ini hampa

Ku bertemu sang adam di simpang hidupku
Mungkin akan ada cerita cinta
Namun ada saja cobaan hidup
Seakan aku hina

Tuhan berikanlah aku cinta
Untuk temaniku dalam sepi
Tangkap aku dalam terang-Mu
Biarkanlah aku punya cinta

Tuhan berikanlah aku cinta
Aku juga berhak bahagia
Berikan restu dan halal-Mu
Tuhan beri aku cinta

Ku bertemu sang adam di simpang hidupku
Mungkin akan ada cerita cinta
Namun ada saja cobaan hidup
Seakan aku hina

Tuhan berikanlah aku cinta
Untuk temaniku dalam sepi
Tangkap aku dalam terang-Mu
Biarkanlah aku punya cinta

Tuhan berikanlah aku cinta
Aku juga berhak bahagia
Berikan restu dan halal-Mu
Tuhan beri aku cinta

Sabtu, 04 Desember 2010

“Remaja/Remaji HarapanQ”

Hari ini Ku benar-benar dibuat kesal, marah dan meradang. Mengapa? Pertama, karena tidurku diganggu. Dan kedua, karena melihat fenomena yang ada di malam ini.
Sebenarnya antara hal yang pertama dengan yang kedua ini ada korelasinya -yang kata orang itu bisa dibilang hubungan- tidurku terganggu ya dikarenakan fenomena malam ini.
Hemm, bisa dibayangkan kan gimana rasanya asyik-asyik tidur, eh di luar ribut dengan dugemnya. Emangnya ni kampoeng punya loe2 pada ya???
Sobat,
Inilah secarik fakta (perasaan ga ampe secarik deh???), segores tulisan, dan sebuah gambaran, bagaimana remaja kita saat ini, yang membuat ku dan mungkin kalian semua pastinya miris. Bayangkan saja, anak-anak yang baru menginjak SMP saja sudah seperti ini. Bagaimana ketika nanti mereka SMA dan Kuliah? Apakah Generasi Muda yang seperti ini yang nantinya akan memimpin negeri ini ke depannya?
Wew, mau jadi apa negeri ini???
Remaja/i-nya pada sibuk dengan dunia hura/i mereka, yang lagi ada masalah pastinya melarikan diri pada narkoba, pergaulan bebas yang disebutkan datanya hampir separo remaji –remaja putri maksudnya- udah ga perawan lagi, trus pada banyak juga yang aborsi, ditambah lagi kasus-kasus lainnya yang semuanya menjadikan remaja sebagai korbannya.

Mengapa remaja?
Seperti yang sering kita denger, yang namanya remaja itu adalah “agent of change”. So pasti, masa depan anak cucu kita dan negeri ini tergantung bagaimana kualitas dan kuantitas remaja kita. Ibarat kata dosenku tadi siang –waktu seminar proposal- apa saja data yang dimasukkan dalam program spss, ya gitu juga keluarnya. Kalau sampah yang dimasukkan, ya keluarnya sampah, dst.
Lalu, bagaimana bila calon-calon penerus dan penentu masa depannya dicekoki –kata orang tuwh dikasih makan- dengan hal yang sia-sia belaka seperti di atas? Dengan ide-ide pemikiran yang liberal –penuh dengan kebebasan-, gaya hidup yang glamour –kaya amor aza, he-, individualis dan hedonis –asal ga kismis aza kali ya?- yang pastinya semua ini pasti ada akar masalahnya.
“yap. Saya setuju!”. Eitz, setuju apaan ni? Emangnya ni forum diskusi terbuka ya? He, just intermezzo. Ya gitu deh. Saat permasalahan remaja ini hanya dianggap sebagai masalah individu saja, bukan sebagai masalah sosial, ya bisa dilihat dan tunggu tanggal mainnya, kita kan kehilangan remaja/remaji harapan kita. Kenapa harus mereka yang dijadikan korban –kaya idul adha aza, pake korban-korbanan-?
Ya, jawabannya sudah pasti donk, karena mereka, kita dan aturannya melegalkan semua itu (Wuitz, mulai berat ni isinya?). kenapa mereka? Karena andaikan mereka adalah remaja yang baik, namun kita –dalam artian masyarakat- memberikan contoh yang buruk dengan kebiasaan umum yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, ditambah lagi aturan Negara yang begitu ga jelas mengatur hal ini. Apa yang dapat remaja kita pertahankan? Apa hanya dengan bekal iman, mereka dapat bertahan? Sedangkan konsekuensi iman, adalah melaksanakan semuanya secara keseluruhan (La wong aturanNya saja tak diterapkan, gimana mau menerapkan keimanan secara menyeluruh?).
Kemudian faktor masyarakat yang mendukung ke arah yang baik, namun tanpa topangan individu-individu yang baik serta aturan yang semau gue, mau apa masyarakat? So, semuanya harus selaras dan sejalan. Antara individu, masyarakat dan negaranya.

Akar masalahnya apa sih non?
Loe ko’ ditanyain lagi? Ku pikir udah bisa nebak, letak permasalahannya dimana?he. ya, seperti yang kita ketahui, dikarenakan semuanya saling berkaitan, maka nerima atau tidak –terima aza gin- akar masalah dari semua ini adalah dikarenakan sistem yang diterapkan –Kapitalis-Liberalis-Sekuler- di negeri kita ini dan negeri-negeri muslim lainnya yg tidak mau bahkan bisa dikatakan begitu sombongnya membuat aturan sendiri. Sehingga, bisa dilihat bagaimana sejatinya ketika aturan dibuat oleh sosok-sosok yang lemah dan terbatas ini? Sedangkan Sang Pencipta kita telah memberikan pedoman aturan bagi kehidupan kita –berupa Al Qur’an dan As Sunnah- namun hanya diletakkan pada tahapan ibadah ritual saja, yang dibaca tanpa dipahami dan diamalkan secara mendalam.
Kemudian, dari aturan yang manusia buat ini juga, tidak jelas bagaimana pengaturan untuk pergaulan remaja? Apakah hanya bisa di atasi dengan kondom, atau penyuluhan-penyuluhan kesehatan saja? Di satu sisi, yang namanya pacaran malah dianjurkan oleh orang tua dan kebiasaan umum masyarakat, PSK diprasaranai, tontonan-tontonan yang sarat dengan nilai-nilai pornografi-pornoaksi, situs-situs yang begitu bebasnya memberikan akses pada semua umur tuk membuka situs-situs yang tak semestinya dibuka, dan banyaklah yang lainnya.
Padahal, Dia telah mengatur bagaimana seharusnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Kemudian, Dia juga perintahkan perempuan untuk menutup auratnya dengan Jilbab dan Kerudung, dan Keduanya untuk menjaga pandangan. (QS. An Nur: 31 dan Al Ahzab: 59)
So, Apakah kita akan menunggu turunnya azab Allah, baru kita akan sadar dengan kedzoliman tangan-tangan kita? Masih belum cukupkah Allah turunkan penyakit HIV/AIDS sebagai teguran untuk siapa saja yang tidak menjaga pergaulannya? Masih belum cukupkah teguran-teguran berupa bencana yang begitu mengejutkan kita, atas kerusakan dunia kita ini?
Sadarilah kawan!
Terlebih bagi generasi muda yang ke depannya menjadi ujung tombak, pemimpin dan penerus perjuangan ini. Akankah dunia yang sejatinya sangat singkat ini –yaitu 2 menit 1 detik- menjadikan kalian senantiasa terlena? Menjadikan kalian lupa akan hakikat hidup yang hakiki untuk apa? Dan ingatkah, bahwa masing-masing kita kan dimintakan pertanggungjawaban olehNya? Apa yang kan kita bawa kelak ketika menghadapNya?
Apakah kekayaan kita? Kecantikan dan ketampanan kita? Kesenangan kita? Pacar kita? Semuanya tiada berguna apapun bagi kita nantinya. Karena yang akan menemani kita nantinya adalah amal kita. Ya, amal kita selama di dunia. Lalu, sudahkah kita mempersiapkannya? Siapa yang dapat menjamin amal yang telah ada dalam diri kita itu telah cukup?
Maka dari itu, Bangkitlah para Remaja/Remaji HarapanQ! Jadikan apa yang Allah janjikan benar-benar terealisasi di tangan kalian. Janji bahwa kalian adalah ummat yang terbaik. Janji bahwa ummat Islam kan kembali memimpin dunia. Dan berita gembira dari Rasulullah, tuk membebaskan kota Roma. Siapa yang akan membebaskannya? Tentu saja kita –saya, kalian dan semuanya- pasti menginginkannya.
Maka, jadilah yang terdepan. Terdepan dalam meraih kemuliaan di hadapanNya. Bukan di hadapan manusia. Dan ingatlah, bahwa segala sesuatu itu dilihat dari proses, bukan dari hasilnya.
Mari, kita berlomba-lomba dalam menuju KeridhoanNya, sobat! Ku tunggu kalian di Garda Terdepan perjuangan ini. Perjuangan tuk meneruskan kembali kehidupan Islam. Menerapkan AturanNya di Muka Bumi Ini!!!
Allahu Akbar!!!

Rabu, 01 Desember 2010

Catatan harianQ (1 desember 2010)

“Hari yang Luar Biasa, tuk Jiwa2 yang Luar Biasa”

Hari ini ku buka mataku,
Ku sangat bersyukur,
Karena Dia masih berikanku kehidupan…
Hingga pagi ini pun, ku buat sebuah keputusan dari beberapa pilihan…

Alhamdulillah…
Pilihan yang ku pilih membawaku kepada nikmat yang Luar Biasa…
Lihat saja,
Bagaimana Dia telah berkali-kali menyelamatkanku dari kecelakaan malam kemarin?

Kemudian, Dia permudahkanku dalam tugas-tugas kuliahku,
Padahal hari ini aku harus mengikuti aksi…
Terus juga, Dia kabulkan banyak pinta yang ku katakana hari ini…
Nikmat Tuhan yang manakah yang Kau dustakan, kawan???

Dan satu mimpi dalam proposal hidupku pun,
Dalam titian tuk pencapaian…
Karena hari ini ku dapati kabar berita,
Besok ku diminta tuk wawancara…

Luar Biasa…sangat Luar Biasa…
Sungguh indah kekuatan cinta ini…
Selangkah saja ku coba mendekatiNya dalam perbaikan diriku,
Seribu langkah Dia berlari mendekatiku…

Ya Allah…
Betapa malunya diriku…
Kadang ku abai, lupa, bahkan terlalu sering membuatMu cemburu…
Namun, Kau senantiasa menemani langkahku…

Bahkan, hingga saat ini,
Saat ku merasa sendiri, tiada berkawan…
Kau senantiasa ada tukku…

Menjadi luapan kesedihanku,
Menjadi penyemangat hidupku,
Bahkan, Kau kirimkan pula padaku,
Sosok sahabat yang senantiasa menguatkan langkahku,
Yang mulai goyah…

Terima kasih Cinta Sejatiku…
Sekarang hari-hariku begitu indah,
Tiada tangis sia-sia, tiada kata-kata yang tak berguna,
Tiada pandangan yang tak terjaga, dan tiada aktivitas lainnya,
Yang tak terpaut denganMu…
Jagalah hati ini, agar senantiasa mengingatMu, ya Illahi Rabbi…

Rinduku,
“Mecha”
At 09.16 malam (dalam ketenangan hati, taqarub ilallah)

Catatan harianQ (1 desember 2010)

“Hari yang Luar Biasa, tuk Jiwa2 yang Luar Biasa”

Hari ini ku buka mataku,
Ku sangat bersyukur,
Karena Dia masih berikanku kehidupan…
Hingga pagi ini pun, ku buat sebuah keputusan dari beberapa pilihan…

Alhamdulillah…
Pilihan yang ku pilih membawaku kepada nikmat yang Luar Biasa…
Lihat saja,
Bagaimana Dia telah berkali-kali menyelamatkanku dari kecelakaan malam kemarin?

Kemudian, Dia permudahkanku dalam tugas-tugas kuliahku,
Padahal hari ini aku harus mengikuti aksi…
Terus juga, Dia kabulkan banyak pinta yang ku katakana hari ini…
Nikmat Tuhan yang manakah yang Kau dustakan, kawan???

Dan satu mimpi dalam proposal hidupku pun,
Dalam titian tuk pencapaian…
Karena hari ini ku dapati kabar berita,
Besok ku diminta tuk wawancara…

Luar Biasa…sangat Luar Biasa…
Sungguh indah kekuatan cinta ini…
Selangkah saja ku coba mendekatiNya dalam perbaikan diriku,
Seribu langkah Dia berlari mendekatiku…

Ya Allah…
Betapa malunya diriku…
Kadang ku abai, lupa, bahkan terlalu sering membuatMu cemburu…
Namun, Kau senantiasa menemani langkahku…

Bahkan, hingga saat ini,
Saat ku merasa sendiri, tiada berkawan…
Kau senantiasa ada tukku…

Menjadi luapan kesedihanku,
Menjadi penyemangat hidupku,
Bahkan, Kau kirimkan pula padaku,
Sosok sahabat yang senantiasa menguatkan langkahku,
Yang mulai goyah…

Terima kasih Cinta Sejatiku…
Sekarang hari-hariku begitu indah,
Tiada tangis sia-sia, tiada kata-kata yang tak berguna,
Tiada pandangan yang tak terjaga, dan tiada aktivitas lainnya,
Yang tak terpaut denganMu…
Jagalah hati ini, agar senantiasa mengingatMu, ya Illahi Rabbi…

Rinduku,
“Mecha”
At 09.16 malam (dalam ketenangan hati, taqarub ilallah)

Catatan HarianQ (30 November 2010)

“Dalam TitianQ MenujuMu”

Mungkin ku bukan dia,
Ataupun bukan juga siapa saja yg begitu luar biasa.
Karena ku hanyalah ku…
Yang mencoba mempelajari setiap perjalanan hidupku…
Mencari sesuatu yang selama ini tak pernah ku ketahui…
Sakiit..ya, bahkan begitu pedih dan memilukan…
Namun, itu tak mematahkan semangatku..
Tak pula mematahkan keinginan dan kesadaranku,
Tuk menjadikan ummat yang terpuruk ini menjadi mulia…

Kadang, begitu berat…
Terlebih saat harus mendengar, melihat dan menerima,
Segala hal yang tak ku inginkan…
Tapi, tak mengapalah…
Karena ku yakin dan percaya,
Dia pasti kan memberikan yang terbaik,
Selama kita memberikan yang terbaik tukNya…

Semakin ku tatap masa depan,
Semakin ku bagikan semua yang ku rasa dengan orang-orang terdekatku,
Ku rasakan energi positif menyeruak,
Masuk ke dalam diri…

Menjadi penguat atas langkah yang mulai rapuh ini,
Banyak yang masih menjadi PR dalam hidupku…
Selama ide kapitalis diemban ummat,
Ku tak akan pernah tinggal diam,
Ku akan senantiasa bergerak dan bergerak…

Itulah…
Mengapa sekarang air mataku rasanya telah begitu kering…
Terkecuali bila keadaan ummatlah yang ku lihat.
Tiada ingin diri ini berdiam diri atas semua problematika ummat…

Mulai detik ini,
Kan ku gunakan sisa hidupku dalam aktivitas dakwah dan
Tujuan-tujuan yang ingin ku capai dalam proposal hidupku…

Dan ku titipkan separuh agamaku, padaNya…
Moga langkahku dimudahkan,
Dan hatiku diluruskan atas segala ujian…

Makasiih ya Rabb…
Kau inspirasi terindah dalam hidupku…

“Mecha”
At 11.35 malam (dalam kesunyian malam)

Catatan HarianQ (30 November 2010)

“Dalam TitianQ MenujuMu”

Mungkin ku bukan dia,
Ataupun bukan juga siapa saja yg begitu luar biasa.
Karena ku hanyalah ku…
Yang mencoba mempelajari setiap perjalanan hidupku…
Mencari sesuatu yang selama ini tak pernah ku ketahui…
Sakiit..ya, bahkan begitu pedih dan memilukan…
Namun, itu tak mematahkan semangatku..
Tak pula mematahkan keinginan dan kesadaranku,
Tuk menjadikan ummat yang terpuruk ini menjadi mulia…

Kadang, begitu berat…
Terlebih saat harus mendengar, melihat dan menerima,
Segala hal yang tak ku inginkan…
Tapi, tak mengapalah…
Karena ku yakin dan percaya,
Dia pasti kan memberikan yang terbaik,
Selama kita memberikan yang terbaik tukNya…

Semakin ku tatap masa depan,
Semakin ku bagikan semua yang ku rasa dengan orang-orang terdekatku,
Ku rasakan energi positif menyeruak,
Masuk ke dalam diri…

Menjadi penguat atas langkah yang mulai rapuh ini,
Banyak yang masih menjadi PR dalam hidupku…
Selama ide kapitalis diemban ummat,
Ku tak akan pernah tinggal diam,
Ku akan senantiasa bergerak dan bergerak…

Itulah…
Mengapa sekarang air mataku rasanya telah begitu kering…
Terkecuali bila keadaan ummatlah yang ku lihat.
Tiada ingin diri ini berdiam diri atas semua problematika ummat…

Mulai detik ini,
Kan ku gunakan sisa hidupku dalam aktivitas dakwah dan
Tujuan-tujuan yang ingin ku capai dalam proposal hidupku…

Dan ku titipkan separuh agamaku, padaNya…
Moga langkahku dimudahkan,
Dan hatiku diluruskan atas segala ujian…

Makasiih ya Rabb…
Kau inspirasi terindah dalam hidupku…

“Mecha”
At 11.35 malam (dalam kesunyian malam)

Waktu adalah “nyawa bagi kita”

Waktu adalah harta termahal yang kita miliki di dunia.Meski begitu,kita begitu lihai menyia-nyiakannya, membunuhnya,meremehkannya.Tanpa disadari, ternyata kita sejatinya sedang membunuh diri-diri kita. Karena "Waktu adalah kehidupan".

Sobat, semua peradaban manusia berusaha menegaskan pentingnya waktu . Para filosof dan ahli hikmah memperingatkan bahaya dari meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Dalam agama islam sendiri, Rasulullah Saw sangat menegaskan bahaya dari menyia-nyiakan waktu dalam sabdanya:

” Dua nikmat yang sering melenakan kebanyakan manusia: Kesehatan dan waktu luang.”

Maksudnya, ada dua nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia, tetapi mereka tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.Keduanya adalah kesehatan dan waktu. Orang yang berakal tidak akan menghambur-hamburkan atau menyia-nyiakan waktunya. Sebab, dengan begitu sejatinya ia sedang membunuh hidupnya. Seorang ulama besar Imam Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Wahai anak adam! Engkau ibarat berjalannya hari.Apabila satu harimu hilang, maka hilang pula sebagian hidupmu.” Orang yang berakal adalah orang yang menggunakan waktunya dengan teratur dan ideal. Ia tidak mengizinkan hal-hal sepele menyibukkan dan menggoda dirinya.

Apabila waktu adalah faktor utama manusia, lalu kenapa kebanyakan waktu manusia hilang tidak bermakna? Sobat, dengan melihat realita kehidupan manusia, kita temukan ternyata ada dua faktor yang sangat berpengaruh pada diri manusia dan mendorong mereka untuk menghambur-hamburkan waktu. Keduanya adalah nilai-nilai diri dan kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua kita dan lingkungan kita.

Keluarga yang menanamkan pada diri anak-anaknya bagaimana menata prioritas, bagaimana cara terbaik berinteraksi dengan waktu, dan keluarga tersebut senatiasa berinteraksi dengan waktu secara teratur, tertata, dan tidak menghambur-hamburkannya,niscaya perasaan menghargai pentingnya waktu akan tumbuh pada diri anak-anak.Mereka cenderung tidak meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Sebaliknya, keluarga yang berinteraksi dengan serampangan dan tidak meperhatikan ’jarum jam’ akan menanamkan pada diri anaknya kecenderungan menyia-nyiakan waktu, bahkan akan membunuh nilai hakiki dari waktu mereka.

Demikian juga apabila anggota keluarga,tetangga, media informasi, atau ringkasnya masyarakat di mana kita tinggal tidak meyakini pentingnya waktu, niscaya akan menumbuhkan orang-orang yang tidak disiplin dalam berinteraksi dengan waktu.
Saya ingin sampaikan dan selalu ingin saya katakan, bahwa hanya orang-orang yang berusaha menghadang pikiran negatif, melawan dan menantangnya, dan berkomitmen untuk belajar serta menerapkan manajemen waktu yang mampu membunuhnya dan menghancurkannya.

Sobat, untuk mengasah semangat kita dan menjadikan kita seorang pemimpin yang baik bagi waktu kita, maka perhatikan hal-hal berikut :
1. Putuskan diri kita untuk menjadi manajer hebat bagi waktu kita, bukan menunda-menunda, mengundur-ngundur, dan membuang-buang waktu.
2. Kabari orang sekeliling kita dengan kehendak kita dan mintalah mereka membantu kita.
3. Visualisasikan di dalam otak kita, gambar diri kita setelah kita mampu mengendalikan waktu dan berinteraksi dengannya secara tepat dan profesional.
4. Buatlah jadwal tugas-tugas diri kita dan jadikanlah hal itu sebagai gaya hidup keseharian kita.
5. Tidurlah lebih awal dan bangunlah lebih awal dari waktu biasanya. Akal batin itu akan lebih cepat sadar di waktu pagi hari.
6. Sebelum memulai sesuatu, siapkan semua yang kita butuhkan untuk mengerjakan langkah tersebut, misalnya komputer, bolpin, penggaris,map, dan sebagainya. Hal ini akan menjauhkan kita dari buyarnya pikiran dan hilangnya waktu untuk mencari dan menyeleksi hal-hal yang hilang dan sepele.
7. Bagilah rencana besar kita menjadi rencana –rencana kecil. Kemudian lakukanlah satu demi satu, sehingga ia benar-benar tuntas.
8. Gunakan strategi sepuluh menit! Bila kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kita tergoda untuk menunda dan mengakhiri, maka istirahatlah sebentar, lalu mulailah melakukan pekerjaan tersebut selama 10 menit saja. Apabila kita tergoda lagi, lakukan hal yang sama seperti itu lagi. Maka kita akan dapat menyelesaikan masalah beratnya untuk memulai pekerjaan yang memang berat. Memulai sesuatu yang jauh dan berat memang sangat membosankan.
9. Gunakan kekuatan ”pemograman diri”. Setiap hari tegaskan pada diri kita bahwa kita adalah manajer waktu yang hebat. Pengulangan kata-kata positif tersebut lebih dari satu kali akan membuat akal bawah sadar kita membantu mewujudkan apa yang kita kehendaki.
10. Gunakan rumus 21 hari. Kita berlatih diri membiasakan menata waktu untuk 21 hari ( pemograman diri, strategi 10 hari, dan gunakan daftar prioritas). Gunakan hal itu dengan teratur dan cermat selama 21 hari berturut-turut.

Sobat, berinteraksilah dengan waktu kita secara profesional.Tegaskan pada diri kita, bila kita mampu mengendalikan hidup dan hari-hari emergency kita! Belajarlah dan pintarkan diri kita dengan keterampilan menata waktu dan terapkanlah apa yang kita pelajari.
Waktu adalah harta yang paling berharga yang kita miliki. Modal terbesar yang dapat kita investasikan. Ia adalah hidup kita dan dunia kita. Ia masa kini dan masa depan kita.
Singkatnya sobat, jika kita menyia-nyiakannya maka kita sedang menyia-nyiakan hidup kita, larut dalam mimpi dan harapan kita.
Jika kita ingin berprestasi maka bertindaklah seolah-olah kita memiliki prestasi itu!
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H, S.Sos.I, M.Si, Penulis buku Al Quwwah ar ruhiyah Kekuatan

Waktu adalah “nyawa bagi kita”

Waktu adalah harta termahal yang kita miliki di dunia.Meski begitu,kita begitu lihai menyia-nyiakannya, membunuhnya,meremehkannya.Tanpa disadari, ternyata kita sejatinya sedang membunuh diri-diri kita. Karena "Waktu adalah kehidupan".

Sobat, semua peradaban manusia berusaha menegaskan pentingnya waktu . Para filosof dan ahli hikmah memperingatkan bahaya dari meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Dalam agama islam sendiri, Rasulullah Saw sangat menegaskan bahaya dari menyia-nyiakan waktu dalam sabdanya:

” Dua nikmat yang sering melenakan kebanyakan manusia: Kesehatan dan waktu luang.”

Maksudnya, ada dua nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia, tetapi mereka tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.Keduanya adalah kesehatan dan waktu. Orang yang berakal tidak akan menghambur-hamburkan atau menyia-nyiakan waktunya. Sebab, dengan begitu sejatinya ia sedang membunuh hidupnya. Seorang ulama besar Imam Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Wahai anak adam! Engkau ibarat berjalannya hari.Apabila satu harimu hilang, maka hilang pula sebagian hidupmu.” Orang yang berakal adalah orang yang menggunakan waktunya dengan teratur dan ideal. Ia tidak mengizinkan hal-hal sepele menyibukkan dan menggoda dirinya.

Apabila waktu adalah faktor utama manusia, lalu kenapa kebanyakan waktu manusia hilang tidak bermakna? Sobat, dengan melihat realita kehidupan manusia, kita temukan ternyata ada dua faktor yang sangat berpengaruh pada diri manusia dan mendorong mereka untuk menghambur-hamburkan waktu. Keduanya adalah nilai-nilai diri dan kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua kita dan lingkungan kita.

Keluarga yang menanamkan pada diri anak-anaknya bagaimana menata prioritas, bagaimana cara terbaik berinteraksi dengan waktu, dan keluarga tersebut senatiasa berinteraksi dengan waktu secara teratur, tertata, dan tidak menghambur-hamburkannya,niscaya perasaan menghargai pentingnya waktu akan tumbuh pada diri anak-anak.Mereka cenderung tidak meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Sebaliknya, keluarga yang berinteraksi dengan serampangan dan tidak meperhatikan ’jarum jam’ akan menanamkan pada diri anaknya kecenderungan menyia-nyiakan waktu, bahkan akan membunuh nilai hakiki dari waktu mereka.

Demikian juga apabila anggota keluarga,tetangga, media informasi, atau ringkasnya masyarakat di mana kita tinggal tidak meyakini pentingnya waktu, niscaya akan menumbuhkan orang-orang yang tidak disiplin dalam berinteraksi dengan waktu.
Saya ingin sampaikan dan selalu ingin saya katakan, bahwa hanya orang-orang yang berusaha menghadang pikiran negatif, melawan dan menantangnya, dan berkomitmen untuk belajar serta menerapkan manajemen waktu yang mampu membunuhnya dan menghancurkannya.

Sobat, untuk mengasah semangat kita dan menjadikan kita seorang pemimpin yang baik bagi waktu kita, maka perhatikan hal-hal berikut :
1. Putuskan diri kita untuk menjadi manajer hebat bagi waktu kita, bukan menunda-menunda, mengundur-ngundur, dan membuang-buang waktu.
2. Kabari orang sekeliling kita dengan kehendak kita dan mintalah mereka membantu kita.
3. Visualisasikan di dalam otak kita, gambar diri kita setelah kita mampu mengendalikan waktu dan berinteraksi dengannya secara tepat dan profesional.
4. Buatlah jadwal tugas-tugas diri kita dan jadikanlah hal itu sebagai gaya hidup keseharian kita.
5. Tidurlah lebih awal dan bangunlah lebih awal dari waktu biasanya. Akal batin itu akan lebih cepat sadar di waktu pagi hari.
6. Sebelum memulai sesuatu, siapkan semua yang kita butuhkan untuk mengerjakan langkah tersebut, misalnya komputer, bolpin, penggaris,map, dan sebagainya. Hal ini akan menjauhkan kita dari buyarnya pikiran dan hilangnya waktu untuk mencari dan menyeleksi hal-hal yang hilang dan sepele.
7. Bagilah rencana besar kita menjadi rencana –rencana kecil. Kemudian lakukanlah satu demi satu, sehingga ia benar-benar tuntas.
8. Gunakan strategi sepuluh menit! Bila kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kita tergoda untuk menunda dan mengakhiri, maka istirahatlah sebentar, lalu mulailah melakukan pekerjaan tersebut selama 10 menit saja. Apabila kita tergoda lagi, lakukan hal yang sama seperti itu lagi. Maka kita akan dapat menyelesaikan masalah beratnya untuk memulai pekerjaan yang memang berat. Memulai sesuatu yang jauh dan berat memang sangat membosankan.
9. Gunakan kekuatan ”pemograman diri”. Setiap hari tegaskan pada diri kita bahwa kita adalah manajer waktu yang hebat. Pengulangan kata-kata positif tersebut lebih dari satu kali akan membuat akal bawah sadar kita membantu mewujudkan apa yang kita kehendaki.
10. Gunakan rumus 21 hari. Kita berlatih diri membiasakan menata waktu untuk 21 hari ( pemograman diri, strategi 10 hari, dan gunakan daftar prioritas). Gunakan hal itu dengan teratur dan cermat selama 21 hari berturut-turut.

Sobat, berinteraksilah dengan waktu kita secara profesional.Tegaskan pada diri kita, bila kita mampu mengendalikan hidup dan hari-hari emergency kita! Belajarlah dan pintarkan diri kita dengan keterampilan menata waktu dan terapkanlah apa yang kita pelajari.
Waktu adalah harta yang paling berharga yang kita miliki. Modal terbesar yang dapat kita investasikan. Ia adalah hidup kita dan dunia kita. Ia masa kini dan masa depan kita.
Singkatnya sobat, jika kita menyia-nyiakannya maka kita sedang menyia-nyiakan hidup kita, larut dalam mimpi dan harapan kita.
Jika kita ingin berprestasi maka bertindaklah seolah-olah kita memiliki prestasi itu!
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H, S.Sos.I, M.Si, Penulis buku Al Quwwah ar ruhiyah Kekuatan

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~