Rabu, 19 September 2012

Ganbareba, Dekiru! (Siapa yg Bersungguh-sungguh, Pasti Bisa!)


Sebuah buku yang menginspirasiku tadi malam. Sekalipun isinya hanya mengantarkan imajinasi pembaca pada sebuah aktualisasi dan eksistensi diri atas mimpi-mimpi yang terealisasi. Namun, ada beberapa pesan menginspirasi yang dapat ku petik dari buku tersebut. Sebuah perjalanan dan perjuangan menjadi yang terbaik di negeri nun luar biasa sumber daya manusia dan teknologinya, yaitu Jepang.
Rasanya tercambuk ketika membaca buku tersebut. Karena salah satu tempat yang ingin ku tuju di dalam proposal hidupku adalah Jepang. Bahkan, plan S3 antara Jepang, dan Malaysia, kadang menjadi salah satu pemantik tuk bangkit, saat kelelahan mulai menyergapku. “Apakah aktualisasi yang ku inginkan?” Tidak sama sekali. Bahkan, ku bersama dua adik menorehkan azam tuk menjejakkan kaki di negeri “sakura” tersebut dengan sebuah tujuan yang mulia.
“Hemm. Masih ingetkan chio-ci dan Mi-chan dengan mimpi mulia kita itu?”
Keinginan tersebut tidak hanya sekedar ingin. Terbukti dengan beberapa upaya yang coba tuk ku sisipkan di tengah berbagai kesibukkan yang telah teragendakan. Menyenangkan. Yap. Sebelum semua kesibukkan tersebut terkondisikan sebagai sebuah habits. Rasanya ku masih dapat berkreasi dengan sisipan-sisipan kegiatan mengupgrade diri. Hingga, kini. Saat habits dunia kantoran mengatur diri ini dalam sebuah prosedur dan sistematika aturan kerja yang benar-benar menguras segala hal yang ada dalam hidupku.
Memutar otak tuk berpikir. Agar semuanya tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berbagai perlawanan pun telah coba dilakukan. Alhasil, tetaplah ianya tak bernilai maksimal. Bahkan, minimalis adanya. Benarlah rupanya, bahwa segala sesuatu dalam hidup ini membutuhkan kefokusan. Fokus pada sebuah visi mulia yang akan direalisasikan ataukah senantiasa berkutat pada perkara mubah yang benar-benar melelahkan.
Ku benar-benar sangat merindukan maksimalisasi dalam dakwah seperti tempo dulu. Sayangnya, rekan-rekanku kini pun mau tidak mau terjegal dalam putaran dunia kerja yang menguras banyak waktunya, bahkan mengurangi kesehatannya tuk dimaksimalisasikan dalam proyek dakwah mulia ini.
Benar-benar rapi sistem ini menjadikan diri sadar atau tidak sadar menjadi insan-insan yang minimalis dalam ketakwaan pada-Nya. Bayangkan saja, berapa waktu yang digunakan tuk perkara yang mubah berbanding dengan berapa waktu yang dihabiskan tuk kewajiban pada-Nya?
Lelah benar-benar melelahkan. Berjalan dalam belenggu “sistem rusak” yang menggoyang pijakan yang kokoh dalam diri. Air mata pun tak pernah ada habisnya menyesali perjalanan ini. Perjalanan minimalis dalam mencapai mimpi besar, yaitu Hidup Mulia di bawah Aturan Syariat-Nya. T.T
Semoga kesempatan itu masih ada tuk diri ini. Semoga kekuatan yang dititipkan-Nya tak pernah berkurang sedikit pun. Bahkan, semakin besar dan kokoh. Sungguh, kebersamaan dengan-Nya lah yang menjadikan pundak ini mampu menopang semua ujian yang dibebankan di pundak ini. Ganbatte!!! ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~