Senin, 10 Januari 2011

“Puing-Puing Masa kecilku”



Singa udara telah menerbangkanku kembali ke sebuah tempat, di mana masa kecilku begitu indah mengisi memori ingatanku. Sepanjang perjalanan terlintas wajah-wajah orang terkasih yang ingin ku temui di sana. Dalam beberapa wajah itu, ada dua wajah yang sangat ku rindui, dua wajah sosok yang menemaniku dan menyayangiku dengan begitu hangatnya.
Tiada terasa butir air mataku mengalir, membasahi pipiku. Seakan waktu begitu lambat berjalan, dalam kilatan pedang waktu yang ku inginkan cepat berlalu. Di sana, di tempat masa kecilku, bermain, tertawa, menangis, dalam dekapan hangat dua abangku.
Tiada terasa, kaki ini telah berada di tempat yang tiada asing tuk ku. Tiada banyak perubahan, namun begitu banyak bayang-bayang masa kecilku berlalu dan mengitari setiap langkahku di sini.
Dua wajah yang ku rindui itu, kini hanya dapat menjadi kenangan. Karena yang dapat ku temui di sini, hanyalah satu sosok wajah, sedangkan yang satu, telah tiada, pergi meninggalkanku tuk selama-lamanya dalam musibah kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Ingin ku katakan, ku rindu. Tapi, ku tak mampu. Ku hanya mampu mengenang bayang-bayangnya yang kian mengitari ingatanku di masa kecil dulu.
“Ku merindui masa itu ya Rabb...
Masa saat ku begitu lincah dalam kenakalanku,
Masa saat tangan-tangan hangat itu senantiasa melindungiku,
Masa saat ku merasakan ketenangan dalam kasih sayang,
Yang tiada lagi ku rasakan kini.
Satu sosok yang begitu tenang menyayangiku,
Dan satu sosok yang begitu pendiam,
Namun sangat menyayangiku dan melindungiku...
Sosok itu seakan mengajarkan banyak hal berharga dalam hidupku,
Periode demi periode waktu kini berlalu,
Saat ku kembali kini dalam peraduanku,
Tiada ku temui lagi semua itu,
Seakan semua kenyataan yang ku terima adalah mimpi...”
Kini, semua hanya menjadi cerita. Cerita yang tiada ku tau bagaimana awal, tengah dan akhir episodenya? Tapi, ku percaya, sosok yang tiada itu, kini tenang di sana. Karena, telah begitu banyak kebaikan dan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah yang ditorehkannya, selama hidupnya. Kendatipun, dia belum tersampaikan apa yang telah ku emban saat ini. Tapi, kan ku sampaikan itu pada malaikat kecilnya, yang begitu persis dengannya.
Dan tuk satu sosok, yang kan mengisi hatinya dengan separuh agamanya, jadilah yang terbaik, tuk dirimu, istrimu dan keluargamu. Walaupun yang ku tau, sangat sulit bagiku jauh darimu, jauh dari kasih sayang abang sepertimu. Karena sedari kecil, ku telah terbiasa dengan kasih sayangmu.
Ku ingin beranjak dari semua memori indah ini. Ku letakkan semua memori ini di dalam sebuah kotak yang kan tersimpan rapi dalam perjalanan diri ini.
Sosok yang telah tiada –Abangku, ku sayang kamu, ku kan slalu do’akanmu di sini-, kini tergantikan oleh satu sosok malaikat kecil nan begitu cantik, yang menggantikan diriku di masa kecil dulu. Menemani orang-orang terkasihku di sini. Hingga ku benar-benar tenang saat beranjak dari sini.
Dan satu sosok, yang tiada dapat ku berdiri saat ini tanpanya, kelak pun kan dijaga oleh satu sosok yang kan melengkapi tulang rusuknya. Pasangan terbaik dariNya, itulah harapku.
Detik-detik keberangkatanku pun kian dekat. Ku inginkan ketika nanti ku kembali, ku dapat membawa mimpiku ke sini. Menggantikan posisi dua abangku yang sedari kecil menjaga dan melindungiku, menyayangi dengan penuh kasih sayang.
Kendatipun begitu samar bayang-bayangnya, namun ku yakin, dia ada dan akan menemaniku, nanti. Amin...

*** Saat tulisan ini ku buat, hatiku tiada terlepas dari kerinduan yang sangat mendalam pada sosok abangku yang tiada dapat ku temui lagi kini.
Ditemani senyum terindah malaikat kecilku, yang menggantikan senyumnya yang sangat ku rindukan itu.
“Kalian adalah yg terindah di masa kecilku... hingga nanti dan sampai kapanpun...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~