Sabtu, 06 Agustus 2011

~Ujian ataukah Teguran?~

Beberapa pekan ini hari-hari tak seperti biasanya ku lalui. Entah apakah arti di balik semua ini? Permasalahan demi permasalahan seakan menekanku dari berbagai arah. Begitu pun dengan orang-orang di sekitarku. Ingin rasanya ku menyerah dari semua ini, namun ku pun tak ingin merugi dua kali.
Ujian ataukah teguran? Sebenarnya tiada begitu memusingkan apabila menyoroti dari kacamata ku sendiri. Karena bisa saja ku ambil jalan pintas, “kerjain semampuku, kalau tidak bisa, ya udah selesai” –pasrah-. Akan tetapi, lagi-lagi yang menjadi bahan pertimbanganku adalah orang tuaku.
Rasanya telah berkaca-kaca kedua bola mataku, hingga-hingga pelupuk mata pun tidak lagi mampu menahan beratnya butir-butir bening ini. Tiada terasa jatuhlah butir-butir bening bak hujan membasahi wajahku. Ingin ku berteriak, lari dan menjauh dari semua kemelut batin ini. Tapi, bagiku itu semakin menunjukkan bahwa diriku tidak ada bedanya dengan seorang pengecut.
Akhirnya ku putuskan tuk merehatkan diri sejenak dari sesuatu yang diamanahkan kepadaku. Bunda pun menampakkan wajah yang merasa bersalah. Tapi, ini bukan salah siapa-siapa. Ini salahku. Justru akulah yang berterima kasih banyak tuk dukungannya, hingga aku mampu melewati semua batu kerikil yang ada di hadapanku.
Namun, beginilah manusia. Sekuat apapun berusaha menahan dan menyimpan semuanya seorang diri, pada akhirnya rapuh juga. Batu-batu kerikil tersebut sekarang menjadi sebuah goa yang menyimpan batu-batu besar yang kian mengeras. Hendak ku adukan pada siapa, jikalau bukan pada sang pemilik diri ini?
Deadline waktu tinggal 1 minggu lagi. Namun, segala berkas hilang. Ku benar-benar tak mengerti. Ku tidak ingin berpikir sesuatu yang tidak seharusnya ku pikirkan. Ku tau, ini bukti kasih-Nya. Namun, ku pun harus mengakui. Ku tidak mampu hadapi semua ini seorang diri.
Ku benar-benar ingin berlari dan pergi. Ku ingin mundur. Namun, lagi-lagi ini bukanlah aku. Jikalaupun ku harus kehilangan, biarkanlah ku ulang semuanya dari “nol”. Biarkanlah ku dinilai kecil dan tidak luar biasa dalam sebuah eksistensi gerak, daripada ku mundur dan pergi. Biarkanlah ku habiskan waktu dengan semua sakit ini, dibandingkan umurku ku habiskan dengan sia-sia.
Ijinkanlah ku berikan segala yang terbaik, sekalipun tiada kan pernah bernilai apa-apa di hadapan yang lainnya. Ijinkanlah ku persembahkan apa yang dua permataku inginkan, sekalipun harus menghancurkan tubuhku. Ijinkanlah ku tetap mempelajari semua dari setiap titian perjalanan, asalkan ku tak berbalik ke belakang, menjadi jiwa-jiwa yang rapuh dan hancur tanpa arah. Ijinkanlah ku lengkapi hidupku, sekalipun bagiku semuanya terlalu indah tuk ku sakiti karena kekuranganku.
Terima kasih tuk setiap jiwa yang telah banyak berada di sisiku. Dan maafkan, apabila semua ini adalah teguran dari-Nya agar ku kembali mengingat-Nya dan mengambil pelajaran atas semua ini. Semuanya pasti akan indah pada waktunya.

~Di tengah hilangnya data-data skripsi –soft maupun hardcopy-. Dan bisnis yang menuntut perhatian penuh karena permintaan dua permata. Serta, amanah-amanah lain yang kurang dipahami oleh rekan-rekan yang harusnya memahami betapa pentingnya amanah tersebut. Ku berusaha semaksimal mungkin hingga batas penghabisan kemampuanku~

~Faza_AlFakhirah~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~