Rabu, 01 Desember 2010

Waktu adalah “nyawa bagi kita”

Waktu adalah harta termahal yang kita miliki di dunia.Meski begitu,kita begitu lihai menyia-nyiakannya, membunuhnya,meremehkannya.Tanpa disadari, ternyata kita sejatinya sedang membunuh diri-diri kita. Karena "Waktu adalah kehidupan".

Sobat, semua peradaban manusia berusaha menegaskan pentingnya waktu . Para filosof dan ahli hikmah memperingatkan bahaya dari meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Dalam agama islam sendiri, Rasulullah Saw sangat menegaskan bahaya dari menyia-nyiakan waktu dalam sabdanya:

” Dua nikmat yang sering melenakan kebanyakan manusia: Kesehatan dan waktu luang.”

Maksudnya, ada dua nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia, tetapi mereka tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.Keduanya adalah kesehatan dan waktu. Orang yang berakal tidak akan menghambur-hamburkan atau menyia-nyiakan waktunya. Sebab, dengan begitu sejatinya ia sedang membunuh hidupnya. Seorang ulama besar Imam Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Wahai anak adam! Engkau ibarat berjalannya hari.Apabila satu harimu hilang, maka hilang pula sebagian hidupmu.” Orang yang berakal adalah orang yang menggunakan waktunya dengan teratur dan ideal. Ia tidak mengizinkan hal-hal sepele menyibukkan dan menggoda dirinya.

Apabila waktu adalah faktor utama manusia, lalu kenapa kebanyakan waktu manusia hilang tidak bermakna? Sobat, dengan melihat realita kehidupan manusia, kita temukan ternyata ada dua faktor yang sangat berpengaruh pada diri manusia dan mendorong mereka untuk menghambur-hamburkan waktu. Keduanya adalah nilai-nilai diri dan kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua kita dan lingkungan kita.

Keluarga yang menanamkan pada diri anak-anaknya bagaimana menata prioritas, bagaimana cara terbaik berinteraksi dengan waktu, dan keluarga tersebut senatiasa berinteraksi dengan waktu secara teratur, tertata, dan tidak menghambur-hamburkannya,niscaya perasaan menghargai pentingnya waktu akan tumbuh pada diri anak-anak.Mereka cenderung tidak meremehkan dan menyia-nyiakan waktu. Sebaliknya, keluarga yang berinteraksi dengan serampangan dan tidak meperhatikan ’jarum jam’ akan menanamkan pada diri anaknya kecenderungan menyia-nyiakan waktu, bahkan akan membunuh nilai hakiki dari waktu mereka.

Demikian juga apabila anggota keluarga,tetangga, media informasi, atau ringkasnya masyarakat di mana kita tinggal tidak meyakini pentingnya waktu, niscaya akan menumbuhkan orang-orang yang tidak disiplin dalam berinteraksi dengan waktu.
Saya ingin sampaikan dan selalu ingin saya katakan, bahwa hanya orang-orang yang berusaha menghadang pikiran negatif, melawan dan menantangnya, dan berkomitmen untuk belajar serta menerapkan manajemen waktu yang mampu membunuhnya dan menghancurkannya.

Sobat, untuk mengasah semangat kita dan menjadikan kita seorang pemimpin yang baik bagi waktu kita, maka perhatikan hal-hal berikut :
1. Putuskan diri kita untuk menjadi manajer hebat bagi waktu kita, bukan menunda-menunda, mengundur-ngundur, dan membuang-buang waktu.
2. Kabari orang sekeliling kita dengan kehendak kita dan mintalah mereka membantu kita.
3. Visualisasikan di dalam otak kita, gambar diri kita setelah kita mampu mengendalikan waktu dan berinteraksi dengannya secara tepat dan profesional.
4. Buatlah jadwal tugas-tugas diri kita dan jadikanlah hal itu sebagai gaya hidup keseharian kita.
5. Tidurlah lebih awal dan bangunlah lebih awal dari waktu biasanya. Akal batin itu akan lebih cepat sadar di waktu pagi hari.
6. Sebelum memulai sesuatu, siapkan semua yang kita butuhkan untuk mengerjakan langkah tersebut, misalnya komputer, bolpin, penggaris,map, dan sebagainya. Hal ini akan menjauhkan kita dari buyarnya pikiran dan hilangnya waktu untuk mencari dan menyeleksi hal-hal yang hilang dan sepele.
7. Bagilah rencana besar kita menjadi rencana –rencana kecil. Kemudian lakukanlah satu demi satu, sehingga ia benar-benar tuntas.
8. Gunakan strategi sepuluh menit! Bila kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kita tergoda untuk menunda dan mengakhiri, maka istirahatlah sebentar, lalu mulailah melakukan pekerjaan tersebut selama 10 menit saja. Apabila kita tergoda lagi, lakukan hal yang sama seperti itu lagi. Maka kita akan dapat menyelesaikan masalah beratnya untuk memulai pekerjaan yang memang berat. Memulai sesuatu yang jauh dan berat memang sangat membosankan.
9. Gunakan kekuatan ”pemograman diri”. Setiap hari tegaskan pada diri kita bahwa kita adalah manajer waktu yang hebat. Pengulangan kata-kata positif tersebut lebih dari satu kali akan membuat akal bawah sadar kita membantu mewujudkan apa yang kita kehendaki.
10. Gunakan rumus 21 hari. Kita berlatih diri membiasakan menata waktu untuk 21 hari ( pemograman diri, strategi 10 hari, dan gunakan daftar prioritas). Gunakan hal itu dengan teratur dan cermat selama 21 hari berturut-turut.

Sobat, berinteraksilah dengan waktu kita secara profesional.Tegaskan pada diri kita, bila kita mampu mengendalikan hidup dan hari-hari emergency kita! Belajarlah dan pintarkan diri kita dengan keterampilan menata waktu dan terapkanlah apa yang kita pelajari.
Waktu adalah harta yang paling berharga yang kita miliki. Modal terbesar yang dapat kita investasikan. Ia adalah hidup kita dan dunia kita. Ia masa kini dan masa depan kita.
Singkatnya sobat, jika kita menyia-nyiakannya maka kita sedang menyia-nyiakan hidup kita, larut dalam mimpi dan harapan kita.
Jika kita ingin berprestasi maka bertindaklah seolah-olah kita memiliki prestasi itu!
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H, S.Sos.I, M.Si, Penulis buku Al Quwwah ar ruhiyah Kekuatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~