Senin, 06 Desember 2010

“Ijinkan Ku Bercerita”

Semua bukan berawal dari ta’aruf ataupun khitbah. Karena sebelumnya ku tak begitu memahami akan hal itu. Namun, bukan pula dalam titian hubungan yang Allah tak ridho –yang biasa orang bilang “Pacaran”.
Pembukaan cerita yang membuatku berpikir dan merenungi setiap katanya, sepanjang perjalanan pulangku dari kampus. Bukan karena ku ragu pada apa yang ku genggam saat ini. Tapi, ada rasa kecewa yang mendalam. Entahlah, mengapa hari ini hati begitu tiada berkawan tuk memberikan cahaya yang begitu indah pada dunia.
Berawal dari sebuah janji, yang disepakati bersama dengan ijin dari kedua permata hidupku. Mencoba menjadi yang terbaik, kendati ketidak biasaan yang harus dijalani dan dihadapi. Karena, keyakinan padaNya menjadi penguat dalam langkah menuju mimpi-mimpi yang telah ditoreh dalam proposal hidup.
Semua kesedihan, kesakitan, dan pikiran-pikiran buruk pun ku coba tuk ku tepis. Walaupun begitu sulit, dan bahkan membutuhkan waktu yang lama. Senantiasa bertemankan air mata, dan kesunyian yang menyibak pada sebuah memori yang tak ku inginkan kehadirannya, namun sangat ku rindukan.
Sungguh, keterpurukan yang menyakitkan dan menghinakan. Hingga, cahaya yang menerangi langkahku, meredup hingga mencapai titik nadir terendah. Ku tak mengerti, mengapa ku harus seperti ini???
Perjalanan ku teruskan. Ku coba tersenyum dan meluruskan kembali langkahku. Berpikir positif tuk semuanya. Namun, apa yang ku temui? Semuanya justru semakin sakit. Pembohong!!! Ya, hanya itu yang dapat ku katakan dalam hatiku. Ku ingin berlari dan menghilang. Tapi, apa itukah tujuan yang ingin ku capai?
Perlahan, ku tarik diriku dari semua sandiwara ini. Ku coba hapus sedikit demi sedikit semuanya. Karena, ku pun telah terhapus dalam perjanjian ini. Semuanya di luar dari yang diharapkan. Lagi-lagi, hal itulah yang kembali harus ku terima.
“Lelah???” semuanya benar-benar tidak masuk akal. Semua keyakinan datang pada hari kemarin, kini telah disapu bersih oleh rasa lelah. Padahal, tiada ada terbetik sedikit pun dalam diriku tuk berpikir ku lelah. “Dan semua karena Cinta padaNya?” justru seandainya ku tidak mencintaiNya, ku tiada akan pernah menyetujui keputusan ini. “Menanti dalam CintaNya”.
Seakan, apa yang diucap, justru ditarik sendiri. Mungkin, tiada pantas ku tuk semua ini. Ingin ku ceritakan dan ku bagikan semua pada orang yang ku sayang, dua permata hidupku. Tapi, ku tak mampu tuk mengecewakan dan menyakiti mereka kembali.
Ku bawa semua sendiri dalam diamku. Berharap semuanya benar-benar kan baik-baik saja. Tanpa berasa ada angin, hujan ataupun badai. Ku ingin menjalani semuanya kembali dengan tenang. Karena ku percaya, akan ada keindahan dan kebaikan di balik semua ini.
Ku percaya, Allah sedang menjaga dan menyayangiku. Dia tak ingin hatiku terbagi dan tersakiti. Biarlah semua harap menjadi butir-butir pasir yang kelak akan hilang dengan perlahan bak ditiup oleh angin. Dan perkenankanlah, janji-janji itu mengendap dalam dasar diri, bak kumpulan kerang yang senantiasa terkumpul rapi di tempatnya.
Ku tiada ingin mempersalahkan siapa pun. Karena bagiku, tiada ada yang pantas tuk ku salahkan. Semua adalah salahku. Sekarang, ku ingin kembali fokus pada proposal hidupku. Tak akan pernah ku melanggar janjiku sendiri. Tiada mungkin ku menarik apa yang telah menjadi azam dalam hidupku. Karena ku bukanlah orang yang cepat lelah ataupun cepat menyerah.
Tetapi, bila ku tiada diharapkan, tuk apakah lagi ku bertahan? Ku akan beranjak dari semua kesepakatan ini. Ku titipkan semua padaNya dan ku percaya, Dia tak kan pernah mendzolimi hambaNya. Biarlah semua pergi, berlalu meninggalkanku. Suatu saat ku pasti kan terbiasa dengan semua ini.
Hanya ada Dia, Rasulullah dan Dua Permataku, yang senantiasa menjadi kekuatanku. Langkahku menuju mimpi-mimpiku barulah dimulai. Jangan jadikan air mata ini mengalir dan terbuang dengan percuma. Percayalah, kebahagiaan yang sejati tengah menungguku di depan sana.

Just for U, My Love, “Allah”
Setelah mendengarkan sebuah jawaban “Lelah”
Menuju Secercah Cahaya yg Hakiki.
“Mecha” at 01.45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~