Jumat, 27 Mei 2011

“Be Yourself”

Banyak di antara kita yang saat ini hingga-hingga apabila ditanyakan sesuatu yang mendasar tentang dirinya, namun ianya tiada mengetahui dan mengenalinya. Bukannya ingin suudzon, tapi inilah kenyataannya. Mengatakan dirinya sebagai seorang muslim, namun tiada berusaha mempelajari, dan mengenali islam itu sendiri lebih dekat.
Bahkan yang membuat saya sedih, saat seseorang itu telah mengetahuinya, akan tetapi ia melanggarnya, sebagai sebuah pelegalan atas hawa nafsunya semata. Bahkan yang lebih sadisnya, saat pelanggaran itu seandainya sekalipun dilakukan oleh para pendakwah, seolah-olah kesannya dipersalahkan habis-habisan, ditohok dll.
Akan tetapi, jauh berbeda dengan mereka yang mengatakan dirinya ex-aktivis -wew, keren juga ya ada yang ginian-, seolah-olah pelanggaran tersebut bukanlah hal yang luar biasa. Entah memang kebanyakan mereka tiada mengetahui hal itu ataukah tiada ingin mengetahuinya??? Atau justru berusaha menghindarinya???
Renungan
Sekarang, coba bayangkan, apabila suatu waktu nanti, apa yang kita katakan, kita perbuat dll sebagainya, itu dimintakan pertanggungjawaban dariNya? Apa yang akan kita katakan padaNya? Apakah kita bisa meyakinkan diri kita, bahwa lisan kita masih dapat mengukir kata-kata indah untuk menghindar dariNya? Padahal anggota tubuh kita sejatinya nanti secara jujur akan menjelaskan semuanya di hadapanNya, di hadapan makhluk-makhlukNya, dengan matahari sejengkalan tangan.
Maka, adakah kita tetap menjadikan diri kita, jiwa-jiwa yang membangkang? Ataukah kita tundukkan semua kehinaan kita di bawah segala perintahNya, untuk menjemput kembali kemuliaanNya yang telah dihancurkan oleh jiwa-jiwa yang tiada bertanggung jawab.
Maka, sejatinya pilihan ada di tangan kita. Karena manusia yang terbaik adalah dia yang menjadikan perencanaannya hari ini mampu menjadi perencanaan yang terbaik untuk hari esok, dan hasil dari hari ini pun juga merupakan buah karya dari perencanaan luar biasanya di hari kemarin.
Jadilah jiwa-jiwa yang tenang, yang senantiasa tunduk padaNya. Mena’ati apa yang Dia perintahkan, bukan menghindar ataupun berlari dari segala hal yang mau ataupun tidak mau kita terima, tetaplah pertanggung jawaban atas hidup kita tiada kan pernah lepas dari bahu-bahu kita.
Jangan sia-siakan hidup kalian hanya dengan kesenangan-kesenangan semu. Di tengah butir-butir air mata terakhir Rasulullah, yang senantiasa mengingat umatNya, namun mengapa kita justru melupakanNya, dengan menjadikanNya hanya ada di lisan kita saja. Bukan di hati, sikap, pemikiran maupun kehidupan kita. Di kala Rasulullah menginginkan agar sakitnya Sakaratul Maut seluruh umatNya ditimpakan padaNya, namun mengapa justru kita malah mengabaikan apa yang Ia bawakan kepada kita untuk hidup kita, sebagai pegangan dan pedoman hidup kita.
Tanyakanlah pada diri kita masing-masing. Mampukah diri kita memerintahkan jantung untuk berhenti berdetak di saat tidur? Mampukah kita mengatur peredaran darah dan keluar masuknya nafas kita dari tubuh kita itu dengan semau kita? Bayangkanlah, bila hari ini adalah hari terakhir kalian. Maka, apakah yang telah kalian persiapkan untuk pertemuan denganNya? Apa yang akan kalian jawab di hadapanNya kelak?
Semua jawaban dan pilihan ada di tangan anda. Maka, jadilah diri sendiri. Dengan prinsip mendasar dan pedoman yang telah Allah serta Rasul berikan pada kita. Bukan yang lain.
Buktikan kecintaan itu bukan hanya terukir di lisan kita saja, namun juga tercermin dari pemikiran dan perbuatan kita. Berikan yang terbaik semata-mata untukNya, bukan untuk yang lain.

Indahnya kekuatan cinta, andaikata cinta itu berada pada tempatnya, pada waktu yang tepat dan pada orang yang diridhoiNya.

At 12:00
_Mecha_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~