Sabtu, 04 Februari 2012

_Melodi Persatuan_

“Kau begitu sempurna,
Di mataku kau begitu indah…”

Na..na..na..
Pagi ini berdendang dalam kesyahduan langit yg begitu meneduhkan.
Mendinginkan bumi yang seakan haus akan curahan kasih sayang dari tangan-Nya.
Membasahi jalanan yg kering dan penuh dgn hamparan sampah2 jalanan.
Dan tentunya, dalam iringan tasbih, dan dzikir pada-Nya.

Sebuah karunia yg tercurah dari langit-Nya,
Yg mengajarkan dan mengingatkan pada kita arti dari sebuah rasa syukur.
Serta menyadarkan kita, bahwa dibalik keteduhan hujan yg Dia turunkan ke muka bumi-Nya ini,
Tersimpan sebuah peringatan, bahwa sesuatu dapat saja Dia lakukan,
Apabila Dia menghendakinya.

Ego yg kadang menguasai diri,
Berpikir bahwa dirilah yg lebih hebat di muka bumi ini,
Atau bahkan, menganggap segala yg ada pada dirinya,
Bukan berasal dari-Nya.

Kecerdasan intelektual dan material,
Dengan berpegang pada hukum Syara’ yg menjadi pegangan dalam berkata maupun bertindak,
Menjadikan mata, hati dan pendengaran kian teduh dan tenang saat mendapati kebenaran itu ada dari sesuatu di luar kecerdasannya.
Sekalipun, itu berasal dari dia yg lebih muda ataupun lebih sedikit ilmunya dari diri.

Karena, bisa saja dari pembelajaran dan pemahaman yg kita pelajari kini,
Ada sebuah jeda atau rentang waktu yg melewatkan materi dan kebenaran tersebut dari batas pandang, pendengaran dan pemikiran diri.
Maka, menerima dengan sepenuh hati,
Atas kebenaran yg ada di depan mata,
Adalah pertanda keikhlasan dan kecerdasan diri mentaffakuri ilmu2-Nya di muka bumi ini.

Huft, ego seakan tak pernah ada habisnya menguasai diri,
Mengikrarkan diri sebagai yg paling benar.
Satu dengan yg lain saling tuding dan saling memaki,
Padahal, di luar batas pertandingan kita,
Ada penonton yg tertawa dan bertepuk tangan atas keterpecahan kita.

Sekalipun mungkin kita beda barisan dalam keterikatan jama’ah yg kita ikuti,
Tetaplah pandang kebersamaan dan ketersatuan kita.
Semakin pererat silah ukhuwah antara kita,
Hancurkan konspirasi yg ada di tengah2 kita,
Dengan kekuatan aqidah, nafsiyah dan pemahaman politik yg ada dalam ketersatuan kita.

Buatlah sang inspirator perpecahan kita –umat islam-,
Gentar dgn kekuatan kita.
Kita tidak takut pada mereka,
Sang pemilik Negara Adikuasa.
Namun, kita hanya takut pada Allah,
Sang Maha Sempurna,
Pemilik kehidupan, manusia dan alam semesta ini.
Hingga, landasan Iman akan senantiasa menghantarkan kita pada kemuliaan-Nya.
Mewujudkan bisyarah Rasul-Nya, dan janji-Nya,
Yg tertulis dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Insya Allah,
Dgn ijin-Nya,
Dgn persatuan kita,
Kesadaran kita,
Dan Kekuatan kita,
Kemenangan itu ada dalam Genggaman kita.

Fokuskan hidup kita dalam sebuah pengabdian yg menyeluruh –kaffah- pada-Nya.
Berantas penyakit wahn –kecintaan dunia dan ketakutan pada kematian-,
Dengan ketakwaan dan keimanan yg mendalam pada-Nya,
Hancurkan Kemunafikan yg ada di tengah2 kita,
Hingga, kemuliaan, kesejahteraan, dan keridhoan-Nya,
Benar2 nyata di depan mata kita,
 Seiring dengan Langkah kita dan Kontribusi kita...
Tuk Mewujudkan sebuah Kekuatan Umat.
Dalam satu institusi Negara yg tentunya menerapkan Syariat-Nya secara kaffah,
Itulah Daulah Khilafah Islamiyah…

Salam Revolusi, Kawan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~