Kamis, 28 Oktober 2010

PEMUDA KINI DAN NANTI

Dengan berat hati harus diakui, kemerosotan masyarakat saat ini paling kentara ditandai dengan kemerosotan mentalitas pemuda-pemudinya. Kita bisa lihat pelaku seks bebas adalah pemuda, pemadat adalah pemuda, pelaku tawuran adalah pemuda, suporter-suporter anarkis adalah pemuda, dan kebanyakan gelandangan adalah pemuda. Simpelnya, hancurnya masyarakat kita digawangi oleh kehancuran para pemudanya. Kebanyakan Pemuda saat ini sudah kehilangan segala-galanya; baik Identitas, Kapasitas, Integritas, maupun Kapabilitas. Alih-alih menjadi Bagian dari solusi malah ternyata menjadi bagian dari masalah!.



Bicara pemuda tentu tidak terlepas dari bicara tentang mahasiswa. Harus diakui bahwa mahasiswa berada pada puncak piramida kepemudaan. Hal ini wajar mengingat mahasiswa memiliki intelektualitas diatas rata-rata.





Melihat kondisi kemahasiswaan saat ini, mungkin tidak ada istilah yang paling relevan kecuali istiah “Mati Suri”. Sekarang ini, sangat jarang sekali ada mahasiswa yang kritis, serta memiliki kepekaan terhadap konstelasi politik, sosial dan ekonomi. Yang ada adalah mahasiwa yang opportunis, materialistis, dan hedonis.



Sebenarnya ada segelintir kalangan yang masih memiliki semangat pergerakan. Mereka ini yang disebut sebagai aktivis. Namun, sekali lagi kita harus mengurut dada melihat tingkah pola gerakan mahasiswa saat ini yang sudah bergeser jauh menjadi gerakan yang opportunis bahkan anarkis. Aktivis mahasiswa lebih suka duduk manis dalam acara talk show dan dagelan politik di Televisi, daripada melakukan diskusi dalam rangka mencari solusi. Disisi lain publik dipertontonkan oleh aksi-aksi anarkis khas mahasiswa semacam bakar ban, blokir jalan, lempar batu, tawuran, serta bentrok dengan polisi.



Sesungguhnya ada sebuah pertanyaan besar bagi mahassiswa, pertanyaan yang sesungguhnya ada dalam benak seluruh rakyat, “Apa yang sebenarnya mahasiswa bisa lakukan saat ini?”. pertanyaan yang harus bisa dijawab oleh seorang mahasiswa.



Dalam konteks ini mahasiswa membutuhkan apa yang disebut dengan IDEOLOGI. Inilah yang akan kemudian menjadi bara penggelora perjuangan mahasiswa. An Nabhaniy dalam bukunya "at takaatul al hizbiy" menegaskan bahwa ideologi merupakan perkara mutlak untuk membangkitkan masyarakat. Artinya, ketika mahasiswa menginginkan sebuah perubahan fundamental bagi dirinya, masyarakatnya dan negerinya, maka mahasiswa harus mengadopsi satu ideologi, memahaminya dan memahamkanya kepada masyarakat. Karena hanya ideologi yang akan membangkitkan mahasiswa, membangkitkan masyarakat sekaligus menciptakan perubahan fundamental. Artinya pula, mahasiswa harus menjadi garda terdepan golongan masyarakat yang memiliki pemahaman ideologi.



Dewasa ini terdapat 3 ideologi besar dunia yang siap merubah masyarakat; Kapitalisme, Sosialisme, dan Islam. Mahasiswa dituntut cerdas dalam memilih salah satu ideologi tersebut. Dalam konteks sekarang Kapitalisme masih memegang kendali dunia dengan intervensi dan hegemoni Amerika atas negara lain. Sementara Sosialisme sudah hancur seiring dengan runtuhnya ekskalasi politik Uni Sovyet yang berujung pada terpecahnya negara tersebut menjadi beberapa negara. Dan yang terakhir idiologi islam. Sampai sejauh ini, setelah keruntuhan daulah khilafah ustmaniyah, Ideologi Islam sudah tidak lagi diemban dan diterapkan. saat ini Islam hanya tersisa sebagai ajaran agama ritual belaka.



Maka sudah selayaknyalah mahasiswa mulsim mengemban ideologi islam serta meng-kristalisasi-kannya dalam kehidupan. Kristalisasi ideologi Islam tidak dapat dilakukan dengan cara instan, dan melalui cara-cara pemaksaan. Kristalisasi ideologi Islam hanya bisa dilakukan melalui proses pembinaan (tatsqif) yang dilakukan melalui kajian-kajian intensif. Dalam kajian yang intensif inilah mahasiswa diperlihatkan berbagai macam realitas sosial, termasuk berbagai macam permasalahan kehidupan kemudian menjadikan Syariat Islam sebagai pisau analisis mereka. Hanya dengan pola semacam inilah, daya kritis mahasiswa akan terasah hingga mendorong kemampuan intelektualnya. Sehingga, mahasiswa akan memiliki “kekuatan berpikir” bukan “berpikir kekuatan”.



Terakhir, saya Teringat pesan Hasan Al Banna, saat ini seluruh aset kebangkitan telah habis, kecuali satu. Pemuda. Mengapa pemuda? Karena pemudalah yang memiliki peran paling strategis untuk membangkitkan masyarakat. Maka, yakinkan diri, kembangkan potensi, dan pahatkan dalam hati, “Karena Aku pemuda, maka kan aku ubah dunia”. []





Allahu A'lam



==



Fahrur Ar-Rozy



Mahasiswa FISIP UNPAD



revolusisystem@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Faza's Blog

Assalamu'alaikum!
~Ahlan wa sahlan~

Apa Kabarnya Hari ini?
"Alhamdulillah, Selalu Mencerahkan, Luar Biasa Sukses!"

~Allahu Akbar~