Ba’da akad. Setelah tanggung jawab
orang tua berpindah kepada sesosok ikhwan yang telah menjadikanku halal
atasnya. Menjadikanku sebagai pakaian maupun perhiasan untuknya, begitupun
sebaliknya. Perasaan maupun pemikiranku rasanya membeku untuk sesaat, ketika dia
ada di sampingku. Begitu dekat, begitu hangat.
Seperti mimpi rasanya. Sosok yang
selama ini ku rindukan kehadirannya di dalam bilik hatiku yang terjaga, kini
ada di hadapanku. Menyentuhku dalam sentuhan yang bersahaja. Sekalipun,
pandangan ini masih belum mampu ku arahkan untuk menatapnya. Karena, kecintaan
dan keta’atanku pada-Nya telah membuatku menutup segala ruang interaksiku
terhadap sosok yang berbeda jenis denganku. Hingga, menjadikanku mematung di
hadapannya.
Bisikan lembut dari hatiku menyentakkanku
hingga tersadar. Saat bisikan itu menyuarakan, “Ya Allah, inikah imam yang akan
menuntunku kepada Jannah-Mu?”. Sosok yang tidak biasa menurutku, karena ia luar
biasa. Sosok yang akan ku temani dengan batas ketidak wajaran menurutku.
Mengapa? Karena ku yakin, aktivitasnya pastilah berbeda dari aktivitas
kebanyakan pemimpin rumah tangga yang ada. Siang bagai malam, dan malam pun
bagai siang, dalam aktivitas mulianya. Tidak ada yang berbeda dari pagi hingga
malamnya, karena dipenuhi dengan aktivitas yang diridhoi-Nya. Insya Allah.
Waktu, materi, tenaga, pikiran,
keringat, langkah, bahkan darahnya, senantiasa akan dia korbankan untuk
menjemput sebuah kemenangan yang telah dijanjikan-Nya. Maut bukanlah perkara
yang dia takuti, namun, bukan pula perkara yang diharapkannya. Akan tetapi,
maut adalah puncak kerinduannya pada sebuah pertemuan dengan Sang Kholiqnya.
Subhanallah. Sosok yang begitu
sabar dan pengayom, serta bersahaja. Hari-hari pun dilalui bersamanya dalam
suka maupun duka yang amat berarti. Penuh hikmah yang mengantarkan pada sebuah
muhasabah bersama. Bukanlah kesempurnaan yang menjadikanku memilihnya,
melainkan kekurangan yang mengantarkan pada kami untuk saling melengkapi satu dengan
yang lainnya. Saling menguatkan dan menasehati dalam kebenaran maupun kesabaran.
Insya Allah.
***
Sepanjang waktuku kan ku habiskan
bersamamu. Sekalipun kini jarak dan waktu memisahkanku denganmu. Namun ku
yakin, semua pasti akan indah pada waktunya. Lalui segala ujian yang ada dengan
kesabaran dan ketawakalan pada-Nya. Maafkanku atas kelemahanku. Sungguh, ku
bersyukur dipertemukan-Nya denganmu. Bersama dalam aktivitas mulia, yang tiada
pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Skenario terindah dari Allah, karena kau
dihadirkan-Nya untuk menemani sisa usiaku dalam keta’atanku pada-Nya dan
kepatuhanku padamu. Bersama, menjemput kemenangan yang hakiki. Bersama,
membangun istana di surga-Nya. Sungguh, ku benar-benar jatuh cinta padamu,
sayang.
Uhibbukafillah... ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar