Siang bagai malam, begitupun malam bagai siang.
Kaki jadi kepala, begitupun kepala jadi kaki.
Bagimu, itulah hidup dalam pilihanmu.
Usaha dan do’a saling beriringan serta menopang satu
dengan yang lainnya.
Subhanallah...
Langkahmu tiada tersurutkan sedikitpun.
Pada rayuan waktu maupun gemerlap dunia yang begitu
melenakan.
Senyum maupun tawa riangmu seakan menjadi sinyal,
Bahwa kau benar-benar menikmati setiap proses yang Dia
amanahkan padamu.
Entah apakah jadinya apabila keimanan itu tiada
mengkristal,
Bisa jadi keistiqomahan adalah sesuatu yang mahal,
Hingga berujung pada beribu pembenaran yang akan
memberatkanmu tuk berlari,
Mengejar perintah-Nya yang menghantarkanmu kelak menuju
Surga-Nya.
Keyakinan pada pertolongan dan janji-Nya yang senantiasa
kau hujamkan,
Tak hanya tukmu, namun tuk orang-orang yang kau sayangi.
Cinta,
Di sini ku mena’atimu dalam kesabaran dan kesyukuran yang
tiada terkira.
Kau menjadikan pernikahan ini sebagai proses belajar kita
dalam kebersamaan.
Belajar tuk maksimal,
Belajar tuk berkorban,
Belajar tuk memahami satu dengan lainnya.
Dan belajar, tuk merealisasikan visi bersama kita,
“Dalam Bingkai Pernikahan, Kami Sempurnakan Visi
Perubahan”
Sayang,
Kau, ibarat sinar mentari pagi, setelah pekatnya malam.
Kau pun ibarat air yang menghilangkan dahagaku.
Tak satu pun keluhan terlontar dari lisanmu,
Tak pula kau bersedih hati menapaki jalan terjal penuh
onak duri ini.
Karena, kau melalui setiap proses ini dengan penuh
keyakinan.
Bahkan, kau senantiasa menguatkan, mengingatkan dan
menginspirasiku.
Di setiap waktumu.
Tak peduli sepadat apapun amanahmu.
Kau luangkan waktu tukku.
Berdiskusi, tuk mengkristalkan pemahamanku.
Kau benar-benar pelangi, yang mewarnai hidupku dengan
warna indahmu.
Kau hiasi perjalanan awal kita, dengan takwa yang
mendalam.
Dan semoga, akhirnya nanti pun, kita menghadap-Nya tetap
dalam ketakwaan.
Aamiin Ya Rabb...
Dalam ruang rinduku padamu,
28 Nov 2012, 23:16 WITA.
_Faaza_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar