Ahad, 28 Oktober 2012. Tepatnya di Bundaran Hotel
Indonesia, Jakarta. Ratusan Mahasiswa dan pelajar Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) bersama
ratusan
elemen mahasiswa dan remaja
di Indonesia bergabung mendukung perjuangan
syariah Islam dalam Aksi
Refleksi Sumpah Pemuda, dengan Tema: “Partisipasi Penuh Pemuda Menyongsong
Kebangkitan Islam”.
Aksi ini dimulai pukul 09.00-12.00 WIB. Beragam rangkaian
acara ditampilkan. Bermula dari persiapan panitian dengan yel-yel yang luar
biasa. Seperti: “Pemuda Demokrasi? Arogan dan Anarkis!”. Kemudian disambung lagi
dengan: “Pemuda Islam? Intelektual dan Taat Syariah!”. Dan beberapa yel-yel
yang tidak kalah menghentakkan wilayah Bundaran HI dan masyarakat sekitar yang
berada di lokasi tersebut dengan pekikan Takbir yang dikumandangkan peserta
aksi. Sembari melakukan longmarch, memutari Bundaran HI tersebut.
Kemudian aksi ini juga diisi dengan beberapa orasi dari
para orator yang luar biasa, baik dari perwakilan mahasiswa maupun pelajar yang
ada di Jakarta dan sekitarnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang
orator. Aktifis
Mahasiswa (HTI), Irawan, dalam orasinya menyatakan penyebab kemiskinan, korupsi
merajalela, mafia hukum dan pajak serta degradasi moral pemuda negeri ini karena pendidikan yang sekuler
merupakan hasil dari sistem kapitalisme-liberalisme yang diterapkan di negeri
ini. “Ini harusnya diganti dengan
sistem Islam,” ujarnya disambut pekikkan takbir dari peserta aksi. Sebagai seorang muslim, jelas
Irawan, kita harusnya bersungguh-sungguh dalam menjalankan islam dalam
kehidupan sehari-hari, serta senantiasa bersemangat memperjuangkan Islam.
“Memperjuangkan Islam agar dapat diterapkan dalam bingkai khilafah,” tutur mahasiswa
Universitas Indonesia.
Sebelum aksi ini berakhir, panitia juga mempersembahkan
sebuah teatrikal yang bertemakan “Potret Suram Pemuda di bawah Bayang-Bayang Kapitalisme”.
Digambarkan bagaimana pemuda dalam sistem kapitalis-sekuler, telah melahirkan
generasi yang gagal dan rusak. Mulai dari pemuda yang premanis, hedonis bahkan anarkis. Sangat berbeda dengan pemuda islam yang
senantiasa dikenang oleh sejarah, maupun yang saat ini tengah berjuang untuk mengembalikan
kehidupan islam ke tengah-tengah umat. Sehingga, teatrikal ini membuat antusias
peserta maupun pengguna jalan untuk menyaksikan bahkan mengabadikan teatrikal
tersebut.
Di penghujung acara. Dipimpin oleh perwakilan mahasiswa
Universitas Indonesia. Para peserta kembali mengazamkan diri atas perjuangan
yang saat ini tengah mereka perjuangkan. Sumpah Mahasiswa Islam kembali
dikumandangkan bersama-sama ratusan peserta yang hadir.
Kemudian, acara ditutup dengan do’a dan muhasabah.
_Faaza_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar